GURU

Mungkin ada diantara kita merupakan seorang guru, akan tetapi tidak ada salahnya jika kita membaca beberapa defenisi kata tentang guru
  1. Situs Wikipedia.com, Ensiklopedia online Guru diartikan dari bahasa Sansekerta guru yang juga berarti guru, tetapi artinya harafiahnya adalah “berat”) adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Dalam pengertian umum Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Beberapa istilah yang juga menggambarkan peran guru, antara lain: Dosen, Mentor dan Tutor.
  2. Dalam pasal 1 Undang-undang No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”
  3. Menurut Keputusan Men. Pan No. 26/Menpan/1989, Pasal 1 ayat 1,Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.
  4. Dan menurut Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1994 Jabatan guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri[1].
  5. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri[2]. Jadi menurutnya guru adalah pendidik yang mempunyai tugas mengoraganisir pelaksanaan interaksi belajar-mengajar di suatu kelas atau pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung.
  6. Dalam khazanah pendidikan didaerah timur tengah, istilah guru dikenal dengan banyak istilah disebut sebagai ustadz, mu’allim, murabbiy, mudarris, dan mu’addib
Ustadz
Kata ustadz biasa digunakan untuk memanggil seorang professor.Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme dalam mengemban tugasnya.

Mu’allim
Kata mu’alim berasal dari kata dasar `ilm yang berarti menangkap hakikat sesuatu. Dalam setiap ‘ilm terkandung dimensi teoretis dan dimensi amaliah (al-Asfahani, 1972). Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk mampu menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan yang diajarkannya, serta menjelaskan dimensi teoretis dan praktisnya, dan berusaha membangkitkan peserta didik untuk mengamalkannya.

Murabbiy
Kata murabbiy berasal dari kata dasar Rabb. Tuhan adalah sebagai Rabb al-’alamin dan Rabb al-nas, yakni yang menciptakan, mengajar dan memelihara alam seisinya termasuk manusia. Manusia sebagai khalifah-Nya diberi tugas untuk menumbuhkembangkan kreativitasnya agar mampu mengkreasi, mengatur dan memelihara alam seisinya. Dilihat dari pengertian ini, maka tugas guru adalah mendidik dan dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi. sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya

Mursyid
Kata mursyid biasa digunakan untuk guru dalam Thariqah atau kelompok aliran agama yang menganut faham dan mazhab tertentu.

Mudarris
Kata mudarris berasal dari akar kata darasa-yadrusu-darsan wa durusan wa dirasatan; yang berarti: terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan usang, melatih. mempelajari (Al-Munjid. 1986). Dilihat dari pengertian ini, maka tugas guru adalah berusaha mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan mereka sesuai dengan bakat. minat dan kemampuannya. Pengetahuan dan keterampilan seseorang akan cepat usang selaras dengan percepatan kemajuan iptek dan perkembangan zaman. Sehingga guru dituntut untuk memiliki kepekaan intelektual dan infomasi, serta memperbaharui pengetahuan dan keahlian secara berkelanjutan, agar tetap up to date dan tidak cepat usang

Mu’addib
Sedangkan mu’addib berasal dari kata adab, yang berarti moral,etika dan adab (AI-Munjid, 1980) atau kemajuan (kecerdasan. kehudayaan) lahir dan batin. Kata peradaban (Indonesia) juga berasal dari kata dasar adab, sehingga guru adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban (civilization) yang berkuaiitas di masa depan.
Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa guru adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam semua tingkatan dunia pendidikan (tingkat dasar, menengah dan tinggi) baik formal maupun non formal.

Hal penting yang juga perlu difahami oleh seseorang yang akan menjadi seorang guru adalah pilar dasar pendidikan. Menurut Ki Hadjar Dewantara ada lima asas dalam pendidikan yaitu : Asas kemerdekaan ; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan yang leluasa, terbuka, melainkan kebebasan yang dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat.
  1. Asas Kodrat Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya.
  2. Asas Kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan utama (jati diri).
  3. Asas Kabangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka, perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan bangsa lain.
  4. Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan
Rendahnya pemahaman guru tentang arti perannya sebagai guru dan pilar dasar dalam pendidikan, menyebabkan perilaku guru pada umumnya masih jauh ideal. Menurut Waini Rasyidin (1990) pada umumnya terdapat ciri-ciri yang berikut pada guru :
  1. Guru tidak memperlihatkan kepribadian yang fleksibel. Ia cenderung mempunyai pendirian yang tegas dan mempertahankannya. Ia kurang terbuka bagi pendirian lain yang berbeda. Karena sifat ini ia sulit melihat kebenaran pendapat orang lain atau cara orang lain memecahkan suatu masalah. Guru tidak suka diberi pertanyaan oleh murid, apalagi menerima jawaban yang berbeda dengan guru.
  2. Guru pandai menahan diri. Ia hati-hati dan tidak segera menceburkan diri dalam pergaulan dengan orang lain. Karena itu ia tidak dapat memberikan partisipasi penuh dalam kegiatan sosial.
  3. Guru cenderung untuk menjauhkan karena hambatan batin untuk bergaul secara intim dengan orang lain. Orang lain juga sukar untuk mengadakan hubungan akrab dengan guru
  4. Guru berusaha menjaga harga diri dan merasa keterikatan kelakuannya pada norma-norma yang berkenaan dengan kedudukannya. Baginya guru orang terhormat dan karena itu harus berkelakuan sesuai dengan kedudukan itu
  5. Guru cenderung untuk bersikap otoriter dan ingin “menggurui” dalam diskusi. Sebagai orang yang serba tahu dalam kelas ia akan memperlihatkan sikap yang sama di luar kelas.
  6. Guru cenderung bersifat konservatif baik dalam pendiriannya maupun dalam hal-hal lahiriah seperti mengenai pakaian. Sebagai guru ia bertugas untuk menyampaikan kebudayaan nenek moyang kepada generasi muda dan dengan demikian turut mempertahankan dan mengawetkan kebudayaan
  7. Guru pada umumnya tidak didorong oleh motivasi yang kuat untuk menjadi guru. Seorang memasuki lembaga pendidikan guru, sering karena pilihan lain tertutup.
  8. Guru pada umumnya tidak mempunyai ambisi yang kuat untuk mencapai kemajuan.
Benarkah pendapat diatas? Sekarang kembali lagi kepada pribadi kita sebagai guru, sudahkah kita mengerti dan mampu menjadi guru yang baik bagi diri kita, lingkungan sekolah maupun masyarakat.
(sumber : hafiz muaddab)

Buka Juga Halaman Lain di Bawah ini :