Binatang-binatang di alam sungguh
menarik perhatian kita, terutama struktur tubuh mereka. Misalnya, citah
memiliki sistem rangka dan sistem otot yang sempurna untuk berlari;
elang memiliki desain aerodinamis paling unggul di dunia; dan
lumba-lumba memiliki kulit serta tubuh yang diciptakan secara khusus,
sehingga dapat berenang dan menyelam di air dengan sempurna. Gambaran
tubuh binatang yang sempurna tanpa cacat ini adalah bukti untuk
mengingatkan kita, bahwa tiap jenis makhluk hidup diciptakan oleh Allah.
Tapi, memiliki tubuh yang sempurna
belumlah cukup. Sebab pada saat yang sama, binatang harus mengetahui
bagaimana meng-gunakan bagian-bagian tubuhnya tersebut. Misalnya, sayap
seekor burung hanya bermanfaat jika burung berhasil terbang, meluncur
dan mendarat dengan sayapnya.
Berbagai satwa memperlihatkan keahlian
mereka sejak saat mereka dilahirkan. Sebagai contoh, hanya perlu waktu
setengah jam saja bagi bayi rusa yang baru lahir untuk berdiri dan
berlari; bayi kura-kura yang sebelum menetas ditimbun dalam pasir oleh
induk betinanya tahu, bahwa mereka harus memecah cangkang telur mereka
dan bergerak ke permukaan pasir. Bahkan, mereka telah diajari bahwa
segera setelah muncul di permukaan pasir, mereka harus mencapai lautan.
Seolah-olah, semua binatang muncul di dunia ini dalam keadaan telah
terlatih dengan baik.
Contoh paling menakjubkan dari
ketrampilan mengagumkan yang dimiliki binatang adalah rumah yang mereka
bangun sendiri dengan sangat ahli. Ketika kita memperhatikan
arsitek-arsitek lain di alam, kita dapat dengan jelas melihat bahwa
tiap-tiap mereka adalah keajaiban penciptaan. Marilah kita pelajari
sebagian kecil saja dari ribuan contoh yang ada.
Si Buta Pembuat ‘Gedung Pencakar Langit’
Rayap adalah serangga kecil yang
menyerupai semut. Mereka hidup berkoloni dan membangun sarang raksasa
untuk diri mereka sendiri. Satuan terkecil pembangun sarang tersebut
adalah bata-bata mungil yang terbuat dari tanah, yang dibuat rayap-rayap
pekerja dengan mencampurkan air liur mereka sebagai bahan perekat.
Ukuran sarang rayap kadang dapat mencapai tiga sampai empat meter.
Arsitektur sarang yang menyerupai bangunan pencakar langit raksasa bila
dibandingkan dengan ukuran tubuh rayap itu sendiri, sungguh sangat
menakjubkan.
Bagian
dalam sarang rayap dipenuhi dengan lorong-lorong sempit. Di bagian
dalam lorong-lorong tersebut, terdapat sekitar satu setengah juta rayap
yang bekerja bersama dengan keharmonisan yang luar biasa.
Ketika kita mengamati penampang melintang
sebuah sarang rayap, kita akan menemukan sebuah bilik khusus untuk
ratu, sejumlah areal pertanian, gudang-gudang penyimpan dan
lorong-lorong pengatur kondisi udara.
Rayap melakukan pekerjaan pembangunan dan
perbaikan sarang. Selain itu, mereka juga senantiasa siap menghadapi
musuh yang mungkin datang, serta bercocok tanam dalam sarang mereka
dengan menanam jamur.
Kelangsungan hidup populasi besar seperti
ini tergantung pada kondisi terpenting, yaitu kestabilan suhu dalam
sarang dan keseim-bangan kadar air. Pemecahan masalah ini benar-benar
sempurna. Papan-papan paralel dibuat di areal atap sarang rayap ini.
Papan-papan yang terbuat dari lumpur tersebut mampu menyerap kandungan
air yang dikeluarkan oleh tubuh rayap. Air ini menguap akibat panas di
bagian dalam dan keluar menuju bagian atas melalui celah-celah pengatur
kondisi udara pada sarang tersebut. Penguapan ini menurun-kan suhu dalam
sarang dan juga menjamin kesinambungan sirkulasi udara. Panel-panel
dalam sarang rayap melakukan fungsinya sebagai pengatur kondisi udara
secara sempurna tanpa cacat.
Terdapat contoh memukau lainnya tentang
pengetahuan konstruksi rayap. Spesies rayap lain, yang hidup di dataran
Australia Utara, membuat sarang dengan bentuk menyerupai pisau belati,
yakni sangat lebar dengan bagian tepi yang sangat tipis. Rahasia sarang
ini terletak pada posisi sudutnya terhadap matahari. Rayap membangun
sarangnya dengan sudut tertentu sehingga pada siang hari, ketika
matahari berada di puncak ketinggi-an, sangat sedikit permukaan sarang
yang terkena sinar matahari. Dengan demikian, panas yang diterima
menjadi minimum. Sudut yang sama dipakai pada setiap sarang rayap jenis
ini tanpa kesalahan.
Tapi,
yang sesungguhnya paling menakjubkan adalah rayap yang mengerjakan
semua bangunan megah ini ternyata buta. Jadi, bagaimana makhluk teramat
kecil yang tak mampu melihat barang sesentimeter pun di depannya, mampu
membangun menara raksasa berdasarkan perhitungan teknik yang rumit?
Bagaimana satu setengah juta rayap dalam satu sarang mampu melakukan
kerjasama sempurna seperti ini?
Ahli biologi David Attenborough, seorang
naturalis terkenal berkebangsaan Inggris, berkomentar tentang pertanyaan
ini pada salah satu dokumentasinya:
masing-masing (rayap) pekerja meletakkan adonan lumpur pada suatu tempat tertentu sebagaimana diinginkan oleh sebuah Rancangan Induk. Bagaimana mereka mampu mengerjakan hal tersebut, kita masih belum mengetahuinya.
Rancangan luar biasa yang tidak dapat
dimengerti manusia, namun dipatuhi rayap tanpa sanggahan tersebut,
adalah ilham yang diberikan Allah kepada makhluk ini.
Apartemen Bertingkat dari Kertas
Makhluk hidup lain yang mengingatkan kita
pada lebah madu dengan kemampuan arsitektu-ralnya adalah lebah liar
pembuat kertas. Spesies lebah ini mengunyah kayu dan menggu-nakannya
untuk membuat selulosa, yakni kertas, di dalam mulutnya. Lalu ia
menggunakan kertas ini untuk membangun sendiri sarangnya yang melingkar.
Ia membuat kantung-kantung
heksagonal-persis seperti pada lebah madu-dari kertas yang ia rekatkan
pada bagian dalam atap rumah. Ia menempatkan satu telur pada
masing-masing heksagon pada atap rumah. Sekitar tiga minggu kemudian,
larva menetas dari telur-telur tersebut. Larva ini menunjukkan
kecerdasan yang mengejutkan dengan menutup lubang kantung yang sengaja
dibiarkan terbuka oleh induknya. Dengan cara demikian, mereka
menghindarkan diri jatuh ke lantai karena beban tubuh mereka. Setelah
tumbuh beberapa minggu, mereka muncul dari dalam kantung sebagai lebah
liar dewasa.
Lebah liar muda ini tidak menyia-nyiakan waktu dalam menjalani kehidupan. Setiap kewajiban yang harus mereka kerjakan telah diilhamkan dalam diri mereka oleh Pencipta mereka, yakni Allah.
Lebah muda tersebut memperbesar bangunan
yang telah dimulai oleh induk-nya. Pada akhirnya, koloni yang lebih
besar muncul. Sarang lebah tersebut kini telah menjadi sebuah blok
apartemen bertingkat. Setiap lebah liar yang lahir di sini akan patuh
secara penuh pada ilham yang diberikan kepadanya.
Rumah dari Lumpur
Pot kecil, yang mungkin pernah Anda
jumpai dalam hidup anda, telah dibuat oleh spesies lebah liar lainnya.
Lebah liar ini membuat lumpur lengket dengan mencam-purkan air liurnya
dengan tanah lembab. Ia membuat pot-pot yang sangat seragam dengan
menggunakan lumpur yang dibuatnya. Ia membuat bentuk pada lumpur
tersebut dengan memutarnya secara terus-menerus. Ini adalah teknik yang
sama sebagaimana yang digunakan manusia dalam pembuatan pot. Ketika pot
selesai dibuat, ia tidak lupa untuk memberi leher dan lubang potnya.
Ketika segala sesuatunya telah selesai, lebah tersebut memutar pantatnya
ke arah mulut pot dan meletakkan telur di dalamnya. Setelah menambahkan
sejumlah bahan makanan ke dalam pot, ia menutup rapat lubang mulut pada
pot dan terbang pergi. Larva-larva yang menetas dari telur tersebut
akhirnya akan memecah pot dan keluar untuk memulai hidup mereka secara
mandiri.
Lebah-lebah muda yang lahir, mulai
membangun pot-pot sempurna, persis seperti yang dilakukan oleh induknya,
tanpa menjalani pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu. Ketrampilan
sempurna yang mereka miliki diilhamkan dalam diri mereka oleh Allah,
yang telah menciptakan mereka.
Oleh karena itu, yang seharusnya kita
takjubi dan puji ketika menyaksikan segala bentuk keindahan, estetika
dan kemegahan adalah kebesaran Allah, yang menciptakan dan mengilhami
semua konsep ini sebagaimana yang Dia kehendaki pada diri makhluk hidup
ciptaan-Nya.?
No comments:
Post a Comment